Seperti yang saya bahas di posting saya sebelumnya yaitu “Adat Toraja dan Penyembahan berhala”, di mana dalam artikel tersebut dibahas tentang budaya Toraja yang cenderung, bahkan boleh dikatakan berhala jika ditinjau dari segi Kekristenan. Lalu mengapa tradisi tersebut masih dilakukan sampai saat ini, padahal kita semua tahu bahwa sebagian besar suku Toraja beragama Kristen?
Ada
beberapa faktor mengapa suku Toraja masih melakukan tradisi Rambu Solo atau
tradisi lain di Toraja yang bertentangan dengan kekristenan, antara lain:
Alasan Melestarikan
Kebudayaan Peninggalan nenek Moyang
Alasan satu ini, memang benar, karena melestarikan budaya merupakan tanggung
jawab setiap generasi. Dan salah satu ciri bangsa yang besar adalah mampu
melestarikan dan menghargai warisan budaya nenek moyang mereka. Namun, ada
baiknya jika warisan budaya nenek moyang tersebut, disesuaikan dengan konteks
zaman sekarang. Misalnya pada zaman dahulu, orang Toraja mantunu tedong karena
adanya keyakinan bahwa tedong akan menjadi kendaraan menuju Puya atau
surga. Jika pada zaman sekarang, masih ada orang Toraja yang
melakukan pantunuan tedong karena keyakinan tersebut maka hal itulah yang di
sebut dengan "berhala" jika dan hanya jika orang tersebut telah
memeluk agama Kristen.
Gengsi
Ini merupakan salah satu alasan mengapa orang Toraja masih melakukan adat
" pantunu tedong". Seperti diketahui bahwa tedong atau kerbau di
Toraja adalah simbol strata sosial sebuah keluarga. Semakin banyak kerbau yang
di "tunu" atau di korbankan dalam acara Rambu Solo', maka strata sosial orang tersebut akan semakin naik, atau pamor orang tersebut dalam masyarakat akan semakin tinggi.
Hal ini, kadang membuat beberapa orang melakukan hal nekat supaya tetap bisa
mantunu tedong, misalnya dengan meminjam sejumlah uang dari bank, menggadaikan
harta (misalnya tanah berupa sawah atau kebun), dan lain lain. Atau yang lebih parah melakukan hal-hal negatif yang melanggar hukum, misalnya saja korupsi. Semoga tidak ada ya yang begitu. "Korupsi untuk mantunu tedong"
Untuk Mendapat Warisan
Sebagian orang Toraja meninggal sebelum membagi warisan kepada keturunannya,
sehingga keturunan merekalah yang bisanya membagi sendiri. Cara
pembagiannya biasanya dilihat dari jumlah kerbau yang di korbankan
(ditunu), semakin banyak, maka akan mendapat warisan yang banyak pula, begitu pun sebaliknya. Biasanya
warisan berupa tanah ( sawah dan kebun).
Tuntutan Strata Sosial
Ada tiga tingkatan strata sosial dalam masyarakat
suku Toraja, yaitu bangsawan, orang biasa, dan budak. Setiap tingkatan
mempunyai aturan dalam hal melaksanakan tradisi. Khusus dalam hal mantunu
tedong, maka semakin tinggi strata sosial seseorang, maka tuntutan untuk mantunu tedong akan makin tinggi
pula . (sumber wikiedia.org)
Tuntutan Mertua
Khusus bagi laki-laki baik dari suku Toraja maupun dari suku lain, yang
menikahi perempuan Toraja, maka mau tidak mau harus mantunu tedong saat ada
keluarga istri yang meninggal. Makanya tidak heran jika seorang lelaki akan menikahi seorang gadis, maka yang akan ditanya adalah masih apakah semua nenekmu masih hidup?, atau masih berapa nenekmu yang hidup?. Walaupun sangat tidak sopan, namun kenyataan pertanyaan tersebut masih tetap di tanyakan baik laki-laki itu secara pribadi, maupun melalui keluarganya.
5
Itulah lima
alasan utama mengapa orang Toraja masih tetap mempertahankan tradisi Mantunu
Tedong diacara Rambu solo sampai saat ini, jika masih ada alasan-alasan lain
yang kalian ketahui atau sekedar menkritik alasan yang saya kemukakan diatas,
silakan tulis di kolom komentar dibawa.
Follow saya di Twitter : @Andatlntn
Sumber-sumber : dengar-dengar dari orang, wikipedia, facebook, dan lain lain.
Cek Artikel-Artikel Yang Lain:
Mitos-mitos Toraja Tentang Hujan dan Penjelasan Ilmiahnya
Artis-artis Indonesia Asal Toraja
Pembunuhan-pembunuhan sadis yang pernah terjadi di Toraja
Perbedaan adu Kerbau Toraja dan Vietnam
Kata-kata Bahasa Toraja Yang Tidak Bisa di Bahasa Indonesiakan
Burung-burung Ini, Dipercaya Membawa Pertanda Kematian Bagi Orang Toraja
Wanita-wanita Asal Indonesia ini Jadi Pemain Bokep Di Amerika
Wanita-wanita Asal Indonesia ini Jadi Pemain Bokep Di Amerika