PERAN AGAMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT MASYARAKAT



      Masyarakat beradab dan sejahtera ditandai baik oleh yang bersifat batiniah maupun lahiriah, Batiniah berarti manusia perlu meningkatkan keimanan dan ketakwaannya dengan mengembangkan iman Katolik seturut ajaran Gereja Katolik, Lahiryah merupakan kesatuan dengan yang batiniah, Perwujudan batiniah yang sejati seyogianya nampak dalam hidup yang lahirnya, Demikian sebaliknya, Orang tidak bisa memisahkan secara tegas begitu saja antarkeduanya, Demikian menjadi anggota Gereja Katolik juga tidak berarti lepas menjadi anggota masyarakat, Mereka tetap warga masyarakat, warga bangsa yang juga dipanggil untuk membangun kesejahteraan bersama.

Gereja itu tidak diperdirikan oleh Yesus, tetapi ia berdasarkan pada “peristiwa Yesus”, Ia bertitik tolak dari pewartaan dan perbuatan Yesus, terlebih kematian dan kebangkitan-Nya, Gereja perlahan-lahan terbentuk oleh karya Roh, terdiri dari mereka yang menjadi pengikut-pengikut-Nya yang kemudian dengan gigih mewartakan kematian dan kebangkitan-Nya, Kelompok pengikut-Nya ini akhirnya menjadi suatu persekutuan iman yang hidup dalam kasih persaudaraan menjadi Gereja, Gereja tumbuh dan berkembang di masyarakat Yahudi Palestina, Anggota Gereja itu adalah orang-orang itu yang tinggal di masyarakat pada waktu itu.

Dalam perjalanan sejarah Gereja (dan berarti sejarah suatu masyarakat Gereja) selanjutnya kelompok ini selalu menyesuaikan diri dengan situasi zaman, Kelompok ini selalu menyesuaikan diri dengan apa yang terjadi dalam masyarakat, Mereka menjadi pembaharu di dalam dan di luar dirinya demi terwujudnya suatu masyarakat yang beradab dan sejahtera baik lahir maupun batin, Kelemahan dan kekurangan manusiawi turut melekat seiring dengan menyejarahnya orang Katolik, Namun, dalam kelemahan dan kekurangan manusiawi itu ternyata Roh Allah tetap berkarya di dalam-Nya, Gereja merupakan suatu misteri.

Peran Umat Beragama dalam Mewujudkan Masyarakat Beradab dan Sejahtera
Pengalaman membuktikan bahwa manusia mengabadikan saat-saat penting dalam hidupnya dengan suatu perayaan atau bentuk lain yang berarti, Apabila seorang lahir dan menjadi dewasa, kawin atau mati, saat-saat semacam itu dirayakan, diperingati yang kiranya kontras berbeda dengan hidup rutin setiap hari, Pengalaman-pengalaman tersebut adalah hal biasa yang terjadi di dalam masyarakat, Setiap peristiwa dalam masyarakat mempunyai makna dan kisahnya, Makna dan kisah inilah yang sering kali dirayakan, diingat dan dibuat suatu acara-acara tertentu, Orang Katolik dalam masyarakat itu memaknainya dengan khas dalam bentuk berbagai peribadatan.

Sakramen-sakramen adalah cara mengungkapkan, melambangkan dan merayakan saat-saat penting di dalam hidup beriman itu, Inti dan pusatnya ialah manusia ditebus dan diselamatkan lalu memperoleh hidup baru dalam Tuhan, Proses inti pokok itu dirayakan dalam sakramen-sakramen, masing-masing melambangkan dan mengerjakan salah satu segi kehidupan iman itu, Inilah peran anggota Gereja dalam turut membangun manusia dalam masyarakat agar menjadi orang yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan konteksnya.

Hak Asasi Manusia dan Demokrasi
Pendahulu-pendahulu kita telah membuat sejarah, baik itu sebagai umat beriman membuat “sejarah Gereja” maupun sebagai warga masyarakat membuat “sejarah bangsa dan negara”, Iman mereka telah dihayati secara konkret dalam kedua seginya yang tak terpisahkan, yaitu dalam tuntutan hidup sebagai jemaat umat beriman dan sebagai warga masyarakatnya, Mereka telah mengalami perkembangan Gereja dengan segala suka-dukanya, mulai dari nol sampai menjadi Gereja mandiri pada tahun 1961, Mereka telah mengalami Gereja yang tumbuh dan mekar bersamaan dengan tumbuh dan mekarnya kita dalam proses menjadi bangsa dan negara yang merdeka, Gereja terlibat dalam pengembangan dan penegakan hak-hak asasi dan demokrasi sesuai dengan kadar dan kemampuannya.

Kita sekarang sedang melanjutkan sejarah yang telah dibuat pendahulu-pendahulu kita tadi, Kita pun dipanggil dan ditantang untuk menghayati iman kita dalam kedua segi kehidupan kita, yaitu segi kehidupan sebagai Umat Allah, warga paroki dan Keuskupan, maupun segi kehidupan sebagai Umat Allah yang menjadi warga masyarakat. Kita berharap bahwa iman kita makin mantap dan semakin dapat merasuki seluruh realitas kehidupan kita, Situasi kita sekarang memang lain, Tetapi dengan pengenalan akan apa yang telah dijumpai para pendahulu kita dalam menghayati iman dalam situasi zamannya, dapat pula menjadi pelajaran ataupun peringatan bagi kita, Paling tidak pengenalan tersebut dapat menjadi bahan refleksi yang dapat ditimba manfaatnya bagi kita sendiri, yang hidup dalam zaman ini.