Adat Toraja dan Penyembahan Berhala

  Lama sebelum kedatangan agama Kristen di Toraja, dalam masyarakat Toraja, telah di kenal sebuah kepercayaan tradisonal, yaitu Aluk Todolo. Agama atau Kepercayaan ini sangat menekankan penghargaan atau penghormatan terhadap leluhur, karena anggapan bahwa setiap leluhur yang telah meninggal masih bisa menjaga keturunannya yang masih hidup selama mereka menjaga dan menghormati leluhur tersebut sesuai dengan aturan-aturan yang sudah ada. Penghormatan terhadap mereka biasanya berupa pemotongan hewan khususnya kerbau dan babi saat pemakaman, pemeliharaan makam di mana mereka dikuburkan, dan lain-lain. Dalam kepercayaan Aluk Todolo,  Kerbau dipercaya sebagai kendaraan mereka  menuju surga yang dalam bahasa Toraja disebut Puya. Semakin banyak kerbau yang di korbankan pada saat upacara kematian, maka akan semakin terjamin pula keselamatan orang tersebut. Seseorang yang meninggal dan pada saat pemakamannya keluarganya tidak memotong(mengorbankan) kerbau maka orang tersebut dipastikan tidak akan mencapai Puya (surga) atau dengan kata lain, orang tersebut tidak akan selamat.
   Pada saat ini, walaupun sebagian besar orang Toraja telah menganut agama Kristen, namun Aluk Todolo
Rambu Solo', salah satu bukti aluk
todolo belum ditinggalkan oleh suku Toraja
masih sangat kental dalam kehidupan sehari-hari mereka. Di antaranya dalam acara kematian atau Rambu Solo, pemotongan kerbau masih merupakan hal penting yang tidak bisa di tinggalkan. Begitu pun dengan beberapa kebiasaan yang lain, misalnya Merok penghormatan terhadap leluhur sangat kental. Ini jelas sangat bertentangan dengan ajaran agama Kristen, di mana agama Kristen mengajarkan bahwa keselamatan (masuk surga) hanya bisa didapat dalam Yesus Kristus, dan mencari keselamatan di luar Yesus dikategorikan sebagai     penyembahan berhala.
     Konflik dari dua kepercayaan tersebut melahirkan inkulturasi budaya, di mana Kekristenan berusaha menghayati Iman-iman Kristen yang di Ungkapkan dalam kekhasan budaya Toraja, di mana kebudayaan tersebut tidak hanya di gunakan sebagai pakaian luar atau riasan saja,  melainkan terjadinya persenyawaan di antara iman Kristen dengan nilai-nilai luhur budaya, sehingga penghayatan isi iman Kristen menyatu dalam ungkapan-ungkapan budaya.  Walaupun kitab suci Alkitab tidak pernah berbicara secara eksplisit tentang inkulturasi, tetapi  usaha-usaha inkulturasi pada dasarnya sangat sesuai dengan perintah Yesus.  Namun, perlu diketahui bahwa inkulturasi adalah menyangkut iman dan budaya, sehingga kita tidak bisa di sibukkan hanya pada budaya, melainkan mengombinasikan keduanya sehingga berjalan dengan baik, tanpa mengabaikan unsur iman. Beberaa contoh inkulturasi budaya dengan agama di Toraja, antara lain Gereja menjadi dalam acara rambu solo'.

Demikian penjelasan tentang "Adat Toraja dan Penyembahan Berhala" Terima kasih telah membaca, Jangan lupa membaca artikel lain di blog ini.

Rekor Termahal Tedong Saleko akhirnya Dikalahkan oleh Kerbau
Asal Afrika Selatan ini

Tokoh-tokoh Indonesia asal Toraja

Artis Indonesia, Yang Berasal dari Toraja


15 comments:

  1. PERLUHKAH BUDAYA DITINGGALKAN UNTUK TUHAN? BUKANKAH TUHAN SENDIRI YANG MENCIPTAKAN BUDAYAITU?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Begini, karresan Tuhan adalah seorang pencipta, pada awalnya DIA menciptakan segalah sesuatunya baik. Tapi kemudian manusia(Adam n Hawa) melanggar nah dari situlah muncul keburukan, kejahatan dll. Nah sbgai manusia yang baik kita dituntut melakukan kehendak DIA. Jadi intinyadisini budaya yang tak sesuai kehendaknya bukan ciptaaNYA. GBU

      Delete
    2. bukan budayanya yang mau ditinggalkan, tapi adatnya, apalagi kalau kita org kristen, pernahkah saudara baca dalam alkitab tentang pemotongan hewan untuk org mati? gak ada kan?

      Delete
    3. mengenai pemotongan hewan disaat ada acara rambu solo,mungkin bisa kita lihat dari sisi estetis budayax.. lagian itu hewan dipotong untuk dijadikan makanan bagi rumpun keluarga dan kerabat yang hadir ditempat duka,biasax yato duku mamata pah napasadia keluarga sebagai ungkapan trimaksih lako rumpun keluarga sia paktondokan.. tannia ra kumua sebagai untuk penyembahan lako tomate

      Delete
  2. dimana letak adat toraja yg mendua kan Tuhan ?

    ReplyDelete
  3. dimana letak berhalanya. hmmm.. tulisan yang tak berdasar. apakah memotong kerbau untuk dimakan dan dibagikan ke orang2 adalah berhala...? Maaf kata, pemahaman anda dangkal. Pertanyaan saya, apakah Kasih Tuhan sudah hadir di Toraja sebelum kekristenan masuk...? Kalau ia, berarti kasih Tuhan sudah menyertai moyang yang beragama Aluk Todolo, kalau tidak...? Apakah Tuhan tidak mampu menampakkan kasihnya kepada penganut agama Aluk Todolo...? Apakah kasih Tuhan hanya sebatas Israel aja...?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sesuatu yg akarnya berhala, sudah pasti selamanya akan berhala diubah bagaimanapun. Tuhan itu maha tahu dan maha pengasih, segalah sesuatunya telah direncanaknNya dengan sebaik2nya. Tinggal manusia yg menjalani saja, apakah mereka memilih sejalan dengan rencana itu atau bahkan menjauh.. Begitupun dengan Toraja, kasih TUHAN jelas ada sepanjang masa (dulu,skrg,dan slamanya) tinggal mereka mau sejalan dengan itu, atau bahkan lari menjauh...

      Delete
  4. TOBAGA MANNA YA TUKUAI MENOMBA BERHALA TU TO TORAYA...

    ReplyDelete
  5. Jangan pernah sesekali menyalahgunakan budaya. Pada dasarnya budaya itu baik diciptakan. Hanya saja tangan-tangan manusi yang menyelewengkan atau menyalahgunakan budaya itu. Sehingga, manusia langsung berada keputusan bahwa budaya itu jahat. Melainkan budaya pada budayanya yang tidak baik. Tetapi manusianya yang kurang pemahaman akan Tuhan.
    Salam Damai
    Salam pluralis

    ReplyDelete
  6. Jujur saja dalam Rambu solo terdapat berbagai kefasikan yg tidak sejalan dengan prinsip Alkitab :
    1. Kesombongan, tirona buda tedong sia bai ku tunu
    2. Ma'badong, nyanyian memanggil arwah
    3. Sinkritisme
    4. Pesta pora
    5. Menghamburkan materi yg tdk sepantasnya, klo bangun gereja mngkin hanya sedikit memberi
    6. Membuat lingkaran setan yaitu utang yg harus selalu diupayakan utk dibayar

    Dan msh banyak lg
    Pertanyaan....unsur budaya hanya sedikit dibanding penghormatan kepada Tuhan...nassa mi sangat jelas krn iman aluk todolo jauhhh beda dgn iman kristen

    Gereja tdk berdaya dlm menyikapi hal ini krn dlm prosesinya diadakan ibadah
    ..masak prosesi aluk dicampur baur dgn ibadah kristiani..???

    ReplyDelete
  7. menurut anda, apakah kerbau yang disembelih dan babi, itu termasuk makanan penyembahan berhala. Jika ia jawabannya, bagaimana dengan doa seorang pendeta yang berdoa di acara rambu solo meminta Tuhan menguduskan makanan dan minuman sebelum di santap oleh orang-orang yang hadir.

    ReplyDelete
  8. Maaf budaya tidak boleh lebih tinggi dari iman akan kristus, mau putar balik bagaimana pun ttp tidak boleh kita melakukan sesuatu yg bertentangan dgn iman kristen, sy mengkritisi hal ini krn sy sering melihat acara tsb wktu msih bertugas disana dan ada ritual yg sbnrx dipaksakan utk dipahami kekristenan

    ReplyDelete

Komentar yang mengandung pornografi,kekerasan, SARA,kurang beretika akan di hapus
PERMISI